Rabu, 24 September 2008

Paradigma Kontekstual Pendidikan Seni

Dunia pendidikan di negeri ini cenderung lebih menekankan aspek kognitif (intelektual), dan kurang diimbangi dengan pendidikan olah rasa dan olah hati. Artinya ada diskriminasi terhadap pencerdasan emosional dan spiritual.
Seni merupakan sebuah cara pemahaman melalui pengalaman artistik individu untuk mengenali diri sendiri maupun orang lain. Seni juga merupakan sesuatu yang alamiah dalam kehidupan manusia, seperti halnya bernafas dan berjalan. Seni adalah aspek intrinsik dari kehidupan manusia. Oleh karena itu pendidikan seni dapat menjadi menyeimbang bagi dunia pendidikan intelektual karena merupakan bentuk pendidikan nilai yang bermuara kepada pendidikan moral dan spiritual.
Hasil penelitian telah menginformasikan bahwa pembelajaran seni yang baik (strategi dan pendekatan) mampu untuk memberdayakan Anak Jalanan. Penelitian yang lain, bahwa pembelajaran seni tari di sekolah mampu menimbulkan rasa percaya diri anak yang berupa tumbuhnya perasaan bangga, memiliki sifat pemberani, mampu mengendalikan emosi dan mengasah kehalusan budi, menumbuhkan rasa bertanggung jawab dan rasa mandiri, mudah berinteraksi dengan orang lain, memiliki prestasi lebih baik, berkembang imajinasinya dan kreativitasnya.

Tidak ada komentar: